Tari Orek-orek Ngawi

TARI OREK-OREK

oleh:
Chandra Adi Susanto

Ngawi sejak tahun 1980-an terkenal sebagai bumi Orek-orek. Sebutan ini tidak lepas dari adanya tari Orek-orek yang tumbuh subur dan berkembang di masyarakat luas. Hampir di setiap acara baik yang di selenggarakan oleh pemerintah daerah maupun masyarakat sendiri, tarian ini selalu di pentaskan.
Tari Orek-orek adalah tarian dengan gerak dinamis yang di tarikan oleh pria dan wanita secara berpasangan antara 4-10 orang. Tarian ini merupakan karya dari seniman Kabupaten Ngawi yang bernama Sri widajanti sebagai rasa cinta terhadap tanah air (dikutip dari : http://kampoengngawi.com/file.post.news/tari-orek-orek/ tanggal mengunduh 17 Desember 2015,pukul 15:35 WIB).
Secara etimologinya merupakan kesenian tradisional berupa tari pergaulan yang merupakan perpaduan antara gerak tari dan nyanyian yang di iringi tetabuhan. 
Menurut filosofi yang terkandung di setiap gerakan tarian menggambarkan muda-mudi masyarakat desa sehabis bekerja berat, gotong royong, melakukan tarian gembira ria untuk melepas lelah. 

Tari orek-orek menggambarkan kegembiraan pemuda-pemudi setelah melakukan kerja rodi yang di perintahkan oleh pemerintah zaman Belanda di Ambarawa. Saat itu pemuda Ngawi di paksa untuk membangun sebuah jembatan mulai dari Anyer sampai Panarukan. Tidak hanya Pemuda Ngawi saja yang di paksa untuk melakukan kerja rodi, namun juga banyak pemuda dari daerah lain. Setelah bekerja mereka melakukan berbagai pertunjukan seperti bermain ketoprak, ludruk dan menari bersama sebagai hiburan untuk melepas rasa lelah.Pada saat itu tari orek-orek belum tercipta, hanya saja nama Orek-orek sudah ada sejak dulu dikarenakan pemerintah belanda mengatakan” ini morak-marik bagus” kenapa disebut morak-marik ? hal tersebut dikarenakan asal pekerja rodi tersebut berasal dari berbagai daerah yang berbeda. Karena lidah orang yang berbeda maka morak-marik menjadi morat-marit kemudian menjadi orek-orek. 
Sejak kecil bu Sri Widajati suka melihat kesenian rakyat tersebut, sehingga pada tahun 1980-an bu Sri menciptakan tari Orek-orek sebagai tarian Khas Kabupaten Ngawi. Dengan tatanan gerak sederhana yang dan dinamis tari Orek-orek mampu berkembang hingga sekarang.

Iringan Tari Orek-orek

Pengiring tari orek-orek biasanya berupa gamelan yang di pakai laras slendro, tetapi tidak selengkap gamelan slendro yang ada. Gamelan tersebut biasanya disebut gamelan “ thuk-brul “ (bahasa jawa yang artinya gathuk gabrul, yang terdiri dari:
Boning barung
Saron penerus
Kendang
Kempul
Gong
Keprak/kecrek
Drumb
        Berikut merupakan notasi iringan Tari Orek-orek.
  Buko kendang . . . . . . . . 3
  5 3 5 3 6 5 3 2 
  3 1 2 3` 5 3 2 1
  2 1 2 1 3 2 1 6
  Sampak
  1 1 1 1 6 6 6 6 2 2 2 2
  1 – 1 1 1 – 1 1 1 – 1 1
    3 5 6 5 3 5 6

Berikut merupakan lirik gendhing iringan Tari Orek-orek:
 “Orek-orek puniki kesenian saking Ngawi Promiarso kakung putri, wit kino nganti saiki Aduh gusti mugi mugi antuk berkahing Hyang Widi E o e ya eyo eya eyo E o e ya eyo eya eyo
 Kagungan langen beksa mawih luhuring budhaya Yo pro konco amakaryo,dimeh lestari widodo Tuwo mudo gotong royong saiyek saeko proyo E o e ya eyo eya eyo E o e ya eyo eya eyo
Nadyan among sapala, rasane kok miroso Gawe lipuring wardoyo Ayem tentrem kang pinagyo, awit iku Kabudayan tinular e pro pujangga E o e ya eyo eya eyo E o e ya eyo eya eyo ”

Arti lirik lagu Orek-orek :
 Tari orek-orek asli Ngawi Terlahir atau tercipta sejak jaman dulu Semoga tetap lestari dan mendapat berkah tuhan
  Tari Orek-orek bisa dinikmati dalam bentuk tayub atau langen bekso yang menggambarkan kerukunan dan persatuan antara pemuda dan orang tua
 Iringan tari Orek sebenarnya memang sederhana Namun mengandung nilai rasa yang tinggi dan dapat menghibur masyarakat Tari Orek-orek di ciptakan seniman sesepuh pada jaman dahulu Dalam benttuktari pergaulan
Dari lirik iringan tari orek-orek tersebut sangat menggambarkan bahwa tari orek-orek sebenarnya merupakan tarian rakyat yang mempunyai pesan moral bahwa dengan kesederhanaan akan mampu menciptakan suatu perdamaian dan tari orek-orek lebih mengutamakan nilai-nilai persatuan antar sesama. 

Busana dan Tata Rias Tari Orek-orek

Penari Putri 
Rias wajah yang di kenakan oleh penari Orek-orek putri yaitu make up cantik. Penari putri hanya mengenakan make up sederhana yang mencerminkan wanita di dalam kesehariannya. Dengan make up sederhana yang di padukan dengan sanggul dan hiasan bunga akan menambah aura kecantikan para penari Orek-orek. (dikutip dari : eprints.uny.ac.id/20157/ tanggal mengunduh 16 Desember 2015, pukul 16:55)
Busana penari 
Kemben 
Kebaya 
Kain Jarik
Stagen Cinde
Sabuk
Gelang
kalung
Sampur 

Penari Putra
Rias penari putra hanyalah riasan sederhana dan lebih menampakkan kegagahan seorang laki-laki dalam kehidupan sehari-hari.
Busana penari
Daleman hem polos
Rompi
Celana panji
Kain Jarik
Stagen Cinde

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Tertulis
       Widajati, 2010. Ngawi Tempo Dulue. Ngawi: Dimensi.
Webtografi
www.bloggerngawi.com/2014/12/tqri -orek-orek-kebudayaan-asli-kota.html?m=1 tanggal mengunduh 16 Desember 2015
eprints.uny.ac.id/20157/ tanggal mengunduh 16 Desember 2015
http://kampoengngawi.com/file.post.news/tari-orek-orek/ tanggal mengunduh 17 Desember 2015
Via BBM 
Rudianto(37th) paguyuban karawitan kabupaten Ngawi,Wawancara melalui via BBM 17 Desember 2015
Wawancara Langsung 
Sri Widajati Pemilik Sangar Sri Budoyo sekaligus pencipta tari Orek-orek Minggu, 27 Desember 2015 pukul 11:30-13:00 WIB.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar